Apa itu Desain Interior ?

Diambil dari Ngopi Doloe Cafe, Bandung
Desain Interior Merupakan sebuah profesi di bidang perencanaan tata letak dan perancangan suatu ruangan interior/lingkup interior secara luas, baik dari segi fungsi, psikologi maupun estetika yang menitikberatkan pada aspek ruang, alat, dan manusia untuk mengembangkan solusi desain yang aman, fungsional dan menarik dalam hal penataan ruang.


  • Sejarah Desain Interior



Tentunya Desain Interior mempunyai sejarah, Sejarah desain interior sebenarnya bermula sejak keberadaan manusia. Dengan peralatan sederhana manusia prasejarah sudah mengenal seni pictograph, yakni membuat lukisan bergambar tentang kegiatan sehari-hari di dinding gua, tempat mereka tinggal. Desain manusia yang pertama ditemukan di goa prasejarah Perancis.  Diperkirakan dibuat pada tahun 15.000 SM. Seiring perkembangan zaman, lahirlah karya-karya desain hebat dimulai dari piramida di mesir kuno tahun 3.000 SM dan taman gantung di Babylonia tahun 600 SM. Desain semakin berkembang dengan ditemukannya kertas di cina oleh Ts’ai Lun tahun 105. Tahun 1447 Johannes Guttenberg merupakan tokoh yang menemukan mesin cetak pertama di dunia dan hal ini berpengaruh pada dunia desain dalam tipografi. Kemudian tahun 1990, lahirlah Adobe Photoshop versi pertama yang keberadaannya sangat membantu para desainer dalam berkarya.


  • Prinsip-Prinsip Desain


Dalam mendesain suatu ruangan, desainer interior harus memahami prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip desain yang diperlukan untuk membantu mengembangkan dan mempertahankan rasa ketertataan visual di antara elemen desain ruang sekaligus mengakomodasi penggunaan dan fungsi yang dimaksudkan.
Adapun ketujuh prinsip-prinsip desain, yakni :
1. Proporsi
Proporsi mengacu pada hubungan antar elemen satu dengan yang lain. Akan tetapi, persepsi kita satu sama lain berbeda dalam menentukan proporsi suatu desain. Hal ini dipengaruhi oleh kelemahan perspektif, arah pandang, bahkan bias budaya masing-masing individu.
2. Skala
Skala suatu benda bersifat relative dan secara spesifik mengacu ke ukuran sesuatu. Kita dapat menilai skala ruang berdasarkan ukuran elemen-elemen interior di dalamnya. Dalam desain ada dua skala yang diperhatikan yakni skala visual dan skala manusia
Skala visual mengacu terhadap objek lain di dalam lingkungan atau terhadap ruang di sekelilingnya, Sedangkan skala manusia mengacu ke perasaan kekecilan atau kebesaran yang diberikan kepada kita oleh ruang atau elemen interior tertentu. Contoh penerapan elemen yang menetapkan skala manusia sebagai acuan, mencakup pintu, tangga, meja dan berbagai ragam tempat duduk.
3. Keseimbangan
Elemen-elemen interior dalam ruangan harus memiliki keseimbangan visual - menarik perhatian kita-, karakteristik yang dipakai untuk meningkatkan bobot visual adalah dari bentuk yang kontas, warna elemen, dan dimensi besar.
4. Harmoni
Melibatkan pemilihan elemen yang memiliki sifat, karakteristik yang sama seperti bentuk, warna, tekstur, atau bahan. Apabila kita mampu menghidupkan harmoni maka terciptalah daya tarik di dalam setting interior.
5. Kesatuan dan Variasi
Mengatur sejumlah elemen yang tidak sama atau bervariasi secara sederhana dan teratur dalam pola kesatuan agar tercipta ruangan yang harmonis
6. Ritme
Pengulangan elemen dalam ruangan dan memperkenalkan kontinuitas ritmik yang dapat diikuti oleh mata dan pikiran pengamat sepanjang alur, di dalam komposisi atau di sekitar ruangan.
7. Penekanan
Desain yang kacau balau akan mengurangi sesuatu yang mungkin diangap penting. Masing-masing desain harus diberi penekanan yang pas sehingga dapat meningkatkan arti penting secara visual.


Comments

Post a Comment

Popular Posts